Ann Wan Seng, pengusaha Cina sekaligus penulis buku-buku bestseller,
lahir dari keluarga pedagang. Sejak kecil, ia sudah mengikuti dan
membantu orang tuanya berdagang. Berdasarkan pengalaman dan
pengamatannya , ia menyimpulkan cara orang Cina berdagang , agak berbeda
dengan kaum dan bangsa lain.
Mereka mempunyai pandangan, cara, konsep, dan falsafah dagang
tersendiri. Orang Cina jarang berbagi petuah dan rahasia berdagangnya
pada orang lain. Petuah dan rahasia dagang inilah yg sesungguhnya
menjadi senjata utama keberhasilan orang Cina dalam perdagangan serta
bidang ekonomi lainnya.
Melalui bukunya, Rahasia Bisnis Orang Cina (Hikmah: 2007) Ann mencoba
memaparkan sebagian rahasia dan petuah dagang orang Cina tersebut. Buku
ini di klaim sebagai buku bisnis paling laris di Malaysia pada tahun
2006. Kita menyadari bahwa untuk menjadi pedagang yang berhasil,
seseorang perlu memiliki wawasan dan pandangan yang dapat melihat jauh
kedepan. Selain itu, di tuntut juga komittmen, disiplin, kesabaran,
kekuatan,dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Perdagangan adalah bidang yang dapat dipelajari dan tidak menjadi
monopoli masyarakat tertentu. Itu adalah nilai-nilai universal yang
dapat diterapkan oleh siapa saja yang ingin menjadi pedagang. Namun,
harus diakui usaha-usaha untuk mematahkan dominasi orang Cina di bidang
ekonomi, samapai saat ini masih belum berhasil dilakukan. Hal ini, kata
Ann Wan Seng, karena hubungan perdagangan di antara orang Cina begitu
erat sehingga tidak dapat dipisahkan.
Menurut Ann, orang Cina adalah bangsa yang fleksibel, mudah berubah, dan
menyesuaikan diri dengan keadaan yang bagaimanapun. Mereka akan dapat
hidup dan mencari makan dimanapun mereka berada. Inilah salah satu
kepandaian orang Cina.
Orang Cina bisa berdagang dimana saja termasuk di kawasan yang paling
tidak produktif sekalipun. Hal ini senada dengan ungkapan bahwa " orang
Cina bisa berdagang di kampong Melayu, tetapi orang Melayu belum tentu
bisa berdagang di kawasan orang cina". Kita memang dapat melihat bahwa
orang Cina memang mudah berkembang dimana saja. Lihat saja di kota-kota
yang ada di Indonesia, pengusaha Cina berkembang pesat. Mengapa bisa
demikian? Hal itu dikarenakan totalitas bahwa orang cina selalu
menginginkan perubahan secara total, maka hijrah adalah sebuah
keharusan. " Orang itu harus hijrah bukan saja secara fisik melainkan
juga mental, jiwa, dan mendekatkan diri pada-Nya."
Keinginan seseorang untuk berubah adalah kunci utama keberhasilan orang
Cina, " ujar Ann Wan Seng namun, bukan tanpa kegagalan mereka berdagang.
Nasib gagal tidak dijadikan alas an untuk menerima kekalahan dalam
perdagangan mereka. Setiap pedagang Cina dapat mengambil hikmah dan
belajar dari kegagalanya. Mereka mengevaluasi segala kekurangan,
kelemahan, kesalahan, dan kegagalan. Mereka terus belajar dari segala
kegagalan itu, kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangatnya,
justru akan membuatnya lebih gigih. Kegagalan yang kedua dijadikannya
sebagai pelajaran. Kegagalan yang ketiga menjadikanya lebih bijak.
Kegagalan yang seterusnya akan menguji kesabaran dan ketabahannya. Gagal
dalam beberapa kali bagi orang Cina tidak berarti akan gagal untuk
seterusnya. Ann WanSeng mengatakan " orang Cina percaya dan yakin
mereka pasti akan berhasil suatu hari nanti." Usaha orang Cina dalam
mengalami kegagalan dan menghadapi persaingan adalah dengan terus
belajar dan meningkatkan etos kerjanya. Mau tak mau, kinerja mereka
tingkatkan. Tokoh konglomerat Korea Selatan Kim Woo Choong, pernah
menyatakan, "jika kita sama rajinnya dengan orang-orang di barat (Cina),
kita tidak akan dapat menyaingi mereka. Jika ingin lebih berhasil dari
orang lain kita tidak punya pilihan, kecuali bekerja dengan nlebih giat
dan rajin".
Barangkali akan aneh dan "GILA" jika dilihat oleh orang Indonesia
tentang hal dibawah ini, bahwa orang Cina yang sudah berhasilpun
ternyata masih menjaga etos kerja tingginya. Mereka bangun dan mulai
bekerja sepagi mungkin dan tidur menjelang tengah malam. Jumlah jam
kerja mereka melebihi jam kerja orang lain. Jika pekerja biasa bekerja
8-10 jam sehari, mereka bekerja antara 16-18 jam sehari. Mereka bukannya
gila kerja, melainkan pekerja keras. Mereka juga tidak berhenti ketika
telah berhasil mencapai tujuan, karena perjalanan dalam perdagangan
masih panjang " satu tujuan terlewati, tujuan yang lain sudah menunggu".
Ujar Ann Wan Seng. Orang Cina rela untuk bangun dinihari dan trerus
bekerja sampai malam hari.
Mereka bekerja keras. Sinonim dari kerja keras adalah tekun. Ketekunan
merupakan salah satu factor keberhasilan orang Cina dalam kegiatan
berdagang. Tidak ada alasan bagi sesorang untuk tidak menjadi sukses
jika mereka tekun dan rajin, seperti halanya orang cina. Ada sebuah
pertanyaan menarik, mengapa orang Cina identik dengan berdagang, menurut
Ann Wan Seng orang Cina dan perdagangan sudah bersatu padu serta
menjadi satu entitas yang tidak dapat dipisahkan. Mereka yang berdagang
sama dengan bekerja untuk diri sendiri. Ini lebih baik daripada bekerja
dengan dan untuk orang lain.
Orang yang bekerja dan mendapat gaji dianggap belum dewasa. Sejak kecil
mindset orang Cina sudah ditanamkan agar tidak bergantung pada orang
lain. Mereka memiliki kemampuan dan potensi. Untuk membuktikannya dengan
cara melibatkan diri dalam kegiatan perdagangan. Berdagang dapat
menjadikan seseorang lebih bijak, disiplin, dan tahan banting. Orang
Cina tidak suka mendapat gaji. Golongan yang mendapat gaji tidak
memiliki kedudukan social yang tinggi dalam masyarakat. Orang cina
dianjurkan berdagang meskipun hanya kecil-kecilan, pendapatannya mungkin
lebih kecil dibandingkan mereka yang mendapat gaji, tetapi akan
dianggap lebih baik dibandingkan bekerja pada orang lain. Berdagang
berarti seseorang dapat menjadi bos dan tuan.
Sementara, bekerja dengan orang sampai kapanpun akan dianggap sebagai
kuli. Orang yang berdagan dikatakan berani dan hanya orang yang
beranilah yang memiliki kesempatan menjadi kaya dan sukses. Sedikit tips
dari Ann Wan Seng tentang rahasia sukses berdagang orang Cinabahwa
pedagang tidak boleh mengharapkan keuntungan pada saat baru mulai
perdagangannya, mereka harus bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan
seperti kerugian dan kegagalan pada tahap awal. Untuk itu,mereka harus
mempunyai modal yang kuat dan sumber keuangan yang dapat digunakan
selama masa krisis itu.
Keuntungan yang diperoleh sebaiknya tidak dibelanjakan, keuntungan harus
digunakan untuk menambah modal kerja dan melakukan investasi, investasi
bisa berupa saham, deposito, asuransi, ataupun berupa emas. Keuntungan
yang bakal diperoleh bergantung pada berapa banyak investasi yang sudah
dilakukan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan juga, jangan sekali-kali
menghardik pelanggan, karena mereka membayar bukan untuk mendapatkan
kata-kata yang tidak enak di dengar, siapkah kita meneladani cara
berdagang orang Cina?? Bukankah Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita
untuk menimba ilmu walau sampai ke negeri Cina??
sumber
No comments:
Post a Comment